- Menggunakan kedua-dua belah otak kanan & kiri. Ini dapat dilakukan dengan membuat aktiviti merangsang kedua-dua belah otak tersebut.
- Merangsang kesemua deria dalam pembelajaran. Kajian menunjukkan bahawa:
- kita ingat 10% apa yang dibaca
- kita ingat 20% apa yang didengar
- kita ingat 50% apa yang didengar & dilihat
- kita ingat 70% apa yang dicakapkan
- kita ingat 90% setelah dipraktikkan
- Belajar secara aktif dengan pen/pensil ditangan.
- Belajar 3 jam sehari atau 20 jam seminggu (tidak termasuk kerja rumah).
...Tahu memberi ganjaran kepada diri sendiri selepas belajar seperti membaca surat khabar, melawat rakan dan sebagainya....
- Belajar dalam persekitaran kondusif.
- pastikan cahaya adalah terang
- kurangkan gangguan bunyi
- tampal poster yang mengandungi slogan yang menaikkan semangat belajar
- tampal gambar-gambar yang menenangkan fikiran
- kerusi dan meja menghadap kiblat
- jangan lupa untuk senyum
- Tidak ponteng kelas. Kalau tertinggal kelas, salin nota dari rakan.
- Mengulang kaji menggunakan kaedah 'output learning' iaitu belajar untuk melatih otak menggunakan maklumat yang terkumpul. Ini dapat dilakukan dengan membaca buku/nota, ingat kembali, lakar/tulis, sebut apa yang difahami, dan jawab soalan.
- Tahu teknik merangsang memori:
- memasukkan maklumat dalam memori (registration)
- menyimpan maklumat dalam sel memori (retention)
- mengingat kembali (recall)
- menggunakan maklumat untuk menjawab soalan atau kegunaan lain (application)
- Sentiasa awal dan mendahului:
- persediaan awal akan memberikan permulaan yang baik dan memberi tanggapan yang positif pada guru.
- pelajar yang mendapat A pada ujian lazimnya akan dapat mengekalkan kejayaannya.
- belajar awal ketika tiada tekanan adalah tidak membosankan.
- untuk sentiasa awal dan mendahului, bacalah dahulu sekali atau 2 kali sebelum guru mengajar.
- Berbuat baik dengan guru. Setiasa hormati dan sayangi guru.
- Mempunyai teknik membaca yang betul:
- duduk dengan tegak & bernafas dengan betul
- memberikan tumpuan sepanuhnya
- menggunakan jari telunjuk untuk membaca
- menyesuaikan kelajuan membaca dengan kesukaran bahan bacaan
- Sentiasa mengawasi pencuri waktu belajar iaitu angan-angan kosong, bertangguh & malas.
- Membaca doa penerang hati setiap kali selepas sembahyang, sebelum mengulangkaji, dan sebelum menghadapi peperiksaan.
- Tidak membuang masa dengan belajar ketika letih.
- Mengadakan rehat sebentar setiap 20 minit mengulangkaji.
- Belajar mengikut waktu yang sesuai dengan diri (study according to your biological clock). Bagaimanapun, perlu tahu waktu-waktu yang sesuai untuk belajar iaitu sebelum tidur, selepas bangun tidur, selepas mandi air panas, selepas baca al-quran/zikir selepas riadah dan selepas berdoa.
- Mengulang kaji secepat mungkin. Ulang kaji ringkas selepas belajar (kita akan lupa 80% selepas belajar).
- Mengulang kaji secara bersendirian atau berkumpulan.
- Tahu mengulang kaji adalah aktiviti pembelajaran terpenting sebelum peperiksaan.
- Mengulang kaji pelajaran berulang-ulang kali.
- Mengulang kaji apabila mulai terlupa.
- Tahu petua mengulang kaji:
- cari tempat yang tenang dan serasi dengan jiwa kita
- siapkan semua 'bekalan' dengan sempurna
- duduk tegak dikerusi yang selesa
- baca doa penerang hati
- baca buku atau nota mengikut teknik membaca yang betul
- fikir dan ingat kembali isi utama
- catat/lakar
- semak semula ketepatan maklumat
- ulang sebut atau ceritakan pada orang lain
- buat rumusan
- jawab soalan
- tampal maklumat yang rumit di dinding
- baca doa tanda kesyukuran selepas belajar
- Tahu memberi ganjaran kepada diri sendiri selepas beajar seperti membaca surat khabar, melawat rakan dan sebagainya.
- Tahu petua-petua agar tidak lupa:
- jangan makan kepala ikan
- jangan makan organ dalaman
- jangan minum semasa makan
- jangan minum atau makan makanan yang tercemar oleh semut
- jangan melihat kemaluan
- banyakkan makan makanan yang mengandungi soya seperti tempe, tauhu dan lain-lain
- banyakkan makan kismis, kurma dan madu
- banyakkan makan kekacang
- pakai minyak wangi ketika belajar atau menghadapi peperiksaan
- jangan makan sehingga terlalu kenyang
- jangan kencing berdiri
- Tahu kemahiran mengingat:
- tampal nota-nota penting di dinding
- tukar perkataan, ayat atau definisi dalam bentuk gambar atau rajah
- gunakan kaedah akronim
- reka cerita atau ayat mengenai konsep yang perlu diingat
- pecahkan maklumat kepada kumpulan kecil
- Cekap mengatur jadual belajar:
- mempunyai jadual belajar
- patuh kepada jadual
- buat jadual yang boleh diikuti
- Tidak menangguh belajar pada saat akhir dan tidak menumpukan peperiksaan sebagai dorongan untuk belajar.
- Cari maklumat mengenai subjek yang tidak diketahui. Sediakan perkara-perkara yang tidak diketahui dan dapatkan penyelesaian dari orang yang lebih arif.
- Membina kepelbagaian dalam pembelajaran. Sebagai contoh, satu hari dipelbagaikan cara dan topik untuk belajar.
- Menggunakan masa terluang untuk mengulang kaji atau mencuri masa.
- Membawa nota ke mana-mana sahaja (kecuali ke tandas).
- Pelbagaikan tempat belajar.
- Menyedari guru-guru adalah sumber ilmu yang baik. Tanya guru apabila tidak faham
- Menjadikan nota-nota menarik seperti membuat corak, menggariskan isi penting dan sebagainya.
- Ciri-ciri pelajar cemerlang:
- taat kepada Allah
- mendirikan sembahyang
- menghormati kedua ibu bapa dan sentiasa mendoakan mereka
- hormati & sayangi guru
- bersungguh-sungguh dalam melakukan kerja untuk mencapai kecemerlangan.
- suka pada setiap mata pelajaran yang dipelajari
- membantu rakan yang memerlukan
- berdoa dan bersyukur kepada Allah
- sentiasa bertawakal
- mahir dalam setiap mata pelajaran
Wednesday, 28 January 2015
35 Petua Pelajar Cemerlang dari Dr. Fadzilah Kamsah
Labels:
Kecemerlangan
Sabar itu Akan Selalu Indah :)
Kehidupan manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari dua hal, yaitu nikmat dan musibah. Begitu banyaknya nikmat yang diberikan oleh Allah, namun terkadang datang musibah yang berupa kesusahan dan kesedihan dan kedua hal ini (nikmat dan musibah) membutuhkan kesabaran dalam menerima dan menyikapinya. Sabar merupakah salah satu pilar kebahagiaan bagi seseorang yang akan memberikan ketenangan dan ketentraman di dalam jiwa manusia.
Pengertian Sabar
Syaikh Salīm ibn ‘Īd al-Hilālī dalam kitabnya, dalam bab ‘aṣ-Ṣabru al-Jamīl’ mendefinisikan sabar dalam tiga perkara. Pertama, sabar adalah memelihara (menetapkan) jiwa pada ketaatan kepada Allah dan selalu menjaganya, dan memeliharanya dengan keikhlasan serta memperbaikinya atau memperbagus dengan ilmu. Kedua, sabar adalah menahan jiwa dari maksiat dan keteguhannya dalam menghadapi syahwat dan perlawanannya terhadap hawa nafsu. Ketiga, sabar adalah keridhaan kepada qada’ dan qadar yang telah ditetapkan oleh Allah tanpa mengeluh di dalamnya dan keputusasaan.
Sabar dalam Ketaatan Kepada Allah
Jalan menuju Allah adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Sedangkan jiwa itu tidak dapat istiqamah di atas perintah Allah dengan mudah. Maka barang siapa yang ingin menundukkan dan mengekangnya maka di harus bersabar.
Sabar dalam ketaatan kepada Allah meliputi tiga hal, yaitu,
- Sabar sebelum melakukan ketaatan tersebut, yaitu dengan niat yang benar, ikhlas dan bersih dari riya’.
- Sabar ketika menjalankan ketaatan, yaitu dengan tidak lalai dalam melakukannya dan juga tidak bermalas-malasan.
- Sabar setelah beramal, seseorang tersebut hendaknya tidak menjadi ta’jub dengan dirinya dan menampakkan apa yang ia punya dalam rangka sum’ah dan riya`. Karena hal tersebut hanya akan menghapus amalan, pahala dan pengaruh-pengaruh yang seharusnya dia dapatkan. (Naḥwu Akhlāqi as-Salāfi : 105)
- Beriman kepada perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah. Keimanan ini tidak akan terwujud dengan tanpa adanya ilmu.
- Beramal shalih, mencakup seluruh amal kebaikan, dhahir maupun batin, berkaitan dengan hak-hak Allah ataupun hak-hak seorang hamba, ataukah itu amalan wajib atau sunnah.
- Saling menasehati dalam kebenaran (iman dan amal shalih), saling menasehati dalam keimanan kepada Allah dan beramal shalih, bersemangat kepadanya dan mencintainya.
- Saling menasehati untuk menetapi kesabaran. Bersabar dalam ketaatan kepada Allah, bersabar dalam menjauhi maksiat kepadaNya, dan bersabar terhadapt takdir yang telah ditetapkanNya.
Sabar Menjauhi Maksiat
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
“Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan
nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu).”Oleh karena itu barang siapa yang menginginkan surga, maka dia harus bersiap untuk bersabar karena surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disenangi oleh hawa nafsu. Terkadang seseorang itu merasa bersabar menjuhi maksiat itu lebih berat daripada bersabar menjalankan ketaatan. Mungkin seseorang bisa bersabar melaksanakan shalat malam semalam suntuk, namun dia tidak bisa bersabar jika diminta meninggalkan perkara-perkara yang disenanginya yang tidak diperbolehkan oleh syari’at.
Sabar Menerima Takdir
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitab beliau yang sangat agung, menyusun bab khusus mengenai sabar terhadap takdir, yaitu bab ‘minal īmāni billāhi aṣ-ṣabru ‘alā aqdārillāhi’ (salah satu ciri (bagian) dari keimanan kepada Allah adalah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir Allah).
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adalah bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan Allah lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan Allah di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17).
Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikhhafizhahullahuta’alamengatakan dalam penjelasannya tentang bab yang sangat berfaedah ini, “Sabar tergolong perkara yang menempati kedudukan agung (di dalam agama). Ia termasuk salah satu bagian ibadah yang sangat mulia. Ia menempati relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan tindakan anggota badan. Sedangkan hakikat penghambaan yang sejati tidak akan terealisasi tanpa kesabaran.
Hal ini dikarenakan ibadah merupakan perintah syari’at (untuk mengerjakan sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak mengerjakan sesuatu), atau bisa juga berupa ujian dalam bentuk musibah yang ditimpakan Allah kepada seorang hamba supaya dia mau bersabar ketika menghadapinya.
Hakikat penghambaan adalah tunduk melaksanakan perintah syari’at serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh Allahjalla wa ‘alauntuk menempa hamba-hamba-Nya. Dengan demikian ujian itu bisa melalui sarana ajaran agama dan melalui sarana keputusan takdirNya. (artikel muslim.or.id ‘Hakikat Sabar 1’)
Sabar adalah pedang yang tidak akan tumpul, tunggangan yang tidak akan tergelincir dan cahaya yang tidak akan padam. Akan tetapi sabar tidaklah semudah ketika kita mengucapkannya. Jika tidak, Allah tidak akan memberikan pahala yang besar untuk orang-orang yang bersabar, seperti dalam firmanNya, yang artinya “Katakanlah, ‘Wahai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Rabb-mu’. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S az-Zumār:10). Allah tidak akan memberikan kecintaan dan ma’iayyahNya (kebersamaanNya) seperti dalam firmanNya, yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S al-Baqarah : 153), “. . . Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah mencintai orang-orang yang bersabar.” (Q.S ali-‘Imran :146). Allah memberikan kebersamaan yang bersifat khusus kepada orang-orang yang bersabar, dan Allah akan menghilangkan kesusahan darinya dan akan memudahkan setiap kebaikan bagi orang-orang yang bersabar. Akan tetapi sabar tidak bisa kita lakukan dengan mudah, kita memerlukan pertolongan dari Allah.
Betapa perkara ini merupakan perkara yang tidak mudah karena hidup ini pada hakikatnya adalah untuk bersabar. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk bisa bersabar di setiap perkara yang kita hadapi. Baik itu dalam ketaatan kita kepada Allah dan menjauhi maksiat kepadaNya, juga dalam menetapi taqdirNya yang tidak pernah kita dapat mengira dan menyangkanya. Allāhu a’lam.
Labels:
Tazkirah
Subscribe to:
Posts (Atom)